Semoga cahaya abadi menyinari mereka bersama orang kudus-Mu, ya Tuhan Allah yang maharahim penuh belaskasih.
Bapak/ibu saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan,
Bulan November didedikasikan sebagai bulan jiwa-jiwa di tempat penyucian (Purgatorium). Gereja memperingati semua jiwa-jiwa yang telah meninggalkan dunia ini tetapi belum memperoleh kebahagian Surgawi. Kita yang masih hidup di dunia ini dapat menolong mereka dengan doa-doa dan persembahan kita bersama Kristus. Dengan cara ini Gereja memperkokoh kesatuannya sebagai gereja dan memperkuat iman kita akan kehidupan abadi yang dijanjikan Allah.
Harapan kita dan harapan para arwah sendiri bahwa mereka akan bangkit bukanlah sesuatu hal yang percuma dan sia-sia, sebab harapan adalah kebajikan ilahi yang olehnya kita rindukan kerajaan surga dan kehidupan abadi sebagai kebahagiaan kita, dengan berharap pada janji-janji rahmat Roh Kudus. Allah telah melimpahkan Roh Kudus kepada kita melalui Yesus Kristus juru selamat kita, supaya kita orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya berhak menerima kehidupan abadi sesuai dengan pengharapan kita (Tit 3:6-7).
Bapak/ibu, saudara/saudari, selama tiga puluh (30) hari dalam bulan November ini kami akan mempersembahkan Misa Kudus bagi arwah-arwah agar terbebas dari kematian kekal dan akan mengingat mereka dalam adorasi kami di hadapan Sakramen Mahakudus, doa-doa harian dan korban komunitas kami. Karena itu kami mengundang keluarga untuk berdoa bersama kami selama devosi November ini dan silakan mengirim nama-nama anggota keluarga, sahabat dan kenalan yang ingin didoakan ke alamat Biara atau melalui Nomor HP +6281238557742 / +6281237704177.
Semoga Tuhan memberkati dan mengganjari kemurahan keluarga dalam mendoakan jiwa-jiwa malang yang membutuhkan bantuan doa kita.
Salam dalam Yesus sang pemberi kehidupan,
Sr. Mary Ancilda, SSpSAP
Pemimpin Rumah
Bacaan Alkitab: 1 Sam 8:4-7.10-22a | Mzm 89:16-19 | Mrk 2:1-12
Di dunia ini Anak Manusia memiliki kuasa mengampuni dosa
Santo Arnoldus Jansen adalah seorang santo yang hanya mempunyai keahlian dalam bidang eksakta, khususnya matematika. Ia bukan seorang yang ahli dalam bidang filsafat, teologi, kitab suci dan spiritualitas. Ia hanya ahli di bidang "hitung-menghitung" dan sesekali menulis puisi rohani dan refleksif. Berarti ia juga punya minat jurnalistik. Dalam "keterbatasannya" dan berbekal "keberanian" dengan topangan daya iman, ia mendirikan tiga tarekat besar yakni SVD, SSpS dan SSpSAP yang saat ini berkembang pesat.
Setelah tiga tarekat ini didirikan, Arnoldus berpikir tentang "bekal apa" yang harus menjadi andalan bagi para misionaris saat diutus ke tanah misi, selain doa, kitab suci dan brevir? Arnoldus akhirnya berpikir bahwa bekal yang harus dibawa seorang misionaris ke medan misi adalah, "visi antropologis, visi budaya dan visi etnologis". Bagi Arnoldus, kalau seorang misionaris memahami karakter, budaya pola hidup suatu bangsa secara serius, maka ia akan mudah menyesuaikan diri secara baik dan lebih mudah berada dan tinggal di antara umat yang ia layani. Arnoldus memahami bahwa misi Allah itu tidak melulu berjalan dalam kenyataan-kenyataan "mujizat" atau kenyataan-kenyataan "simsalabim", melainkan berjalan dalam prosedur normal yang sangat manusiawi. Setiap orang perlu bertumbuh dalam iman agar ia mampu membaca "Apa maunya Tuhan" dalam hidupnya, sehingga ia sungguh menghargai rencana dan kehendak Tuhan secara wajar dan baik.